HOME

Tuesday, April 12, 2011

Wow! Buka Sampai Paha, Jupe Minta Dibayar Rp 30 Juta

Selasa, 12/04/2011 20:30 WIB
Mahardian Prawira Bhisma - detikhot
Julia Perez punya patokan harga untuk setiap gaya dalam aktingnya. Ia pun minta dibayar Rp 30 juta jika harus buka-bukaan sampai paha.
"Aku bilang kalau segini 10 juta, naik lagi di atas lutut jadi 20 juta, naik lagi sepaha jadi 30 juta. Lepas semua mending pikir aja baik-baik berapa tuh Pak," celoteh Jupe saat ditemui di XXI FX Plaza, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2011).
Dalam film terbarunya 'Kuntilanak Kesurupan', Jupe berperan sebagai artis pendukung. Namun, ia mengaku sangat menjiwai setiap peran yang dimainkannya.
"Aku dapat empat scene, itu enggak apa-apa yang penting itu bagaimana caranya memainkan peran itu supaya bisa kena," ujarnya.
Jupe juga mengaku tak ingin membuat sensasi yang murahan untuk menaikan pamornya. Ia pun berharap para penggarap film bisa menilai dirinya dari situ.
"Aku main yang nggak sensasi murahan, jadi dalam genre horor seksi, Jupe pasti yang langsung dipilih. Apalagi aku profesional," ungkapnya.
(nu2/nu2)


Briptu Norman Idolakan Luna Maya

Selasa, 12/04/2011 14:00 WIB
Mahardian Prawira Bhisma - detikhot
Briptu Norman memang sedang naik daun usai video tarian Indianya bikin heboh masyarakat. Ia pun merasa senang karena jadi sering tampil di layar televisi. Tak hanya itu, sang Briptu mengaku bahagia karena bisa bertemu artis pujaannya, Luna Maya.
Briptu Norman mulai dikenal masyarakat lewat aksi video lip sync lagu 'Chaiyya Chaiyya' beredar luas lewat YouTube. Polisi yang bertugas di Gorontalo itu kini banyak diundang stasiun televisi termasuk acara Dahsyat RCTI.
Ia pun mengaku senang bisa mengisi acara Dahsyat. Namun, ternyata rasa senangnya tersebut bukan hanya bisa tampil di televisi, melainkan bisa ketemu Luna Maya.
"Senang, artis idolanya Luna Maya," ungkap sang Briptu usai mengisi acara di Dahsyat RCTI, Jalan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (12/4/2011).
Namun, Briptu Norman juga mengaku akan tetap mengabdi menjadi anggota Polri meskipun ia punya bakat menyanyi yang belakangan membuatnya terkenal. Menurutnya, dari sisi pendapatan juga lebih besar menjadi polisi daripada roadshow yang kini sering dilakukannya ke televisi-televisi.
"Itu masalah interen, tapi gedean dinaslah tapi cukuplah," akunya seraya tertawa.
(nu2/mmu)


Luna Maya Anggap Video Briptu Norman Biasa Saja Tapi Lucu

Senin, 11/04/2011 11:50 WIB
Mahardian Prawira Bhisma - detikhot
Belakangan ini, video lip sync Briptu Norman menjadi pusat perhatian masyarakat, tak terkecuali artis Luna Maya. Namun, kekasih Ariel itu menilai video tersebut tidak terlalu istimewa.
"Kalau aku sih lihatnya biasa saja ya, lucu. Tapi kebiasaan di Indonesia kan kalau lagi heboh kan langsung booming. Lucu sih, I think he's good dalam melakukan lip sync-nya hafal banget," ujar Luna saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (11/4/2011).
Luna mengaku mengetahui ada video Briptu Norman lip sync lagu 'Chaiyya Chaiyya' dari Twitter. Setelah mendapat link-nya, Luna pun langsung membuka video tersebut.
"Aku tahu dari Twitter, aku pikir apa, terus aku lihat di YouTube deh, oh ternyata gitu doang, lucu banget," ucapnya.
Meski menganggapnya biasa saja, Luna cukup terhibur dengan aksi sang Briptu. Selama ini, Luna melihat polisi sebagai sosok yang sangat kaku.


Arumi Bachsin Dijaga Ketat Pasukan Khusus

Senin, 11/04/2011 12:56 WIB
Herianto Batubara - detikhot
Sudah lebih dari enam bulan artis Arumi Bachsin kabur dari rumah dan bersembunyi dalam perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Di sana, Arumi mendapatkan penjagaan kuhusus.
"Arumi dijaga ketat oleh satgas, pasukan khusus dari LPSK untuk menghindari intervensi dari pihak lain," ujar juru bicara LPSK Maharani Siti Shopia saat dihubungi detikhot melalui telepon, Senin (11/4/2011).
Belakangan beredar kabar bintang '18+' itu berada di padepokan milik Gatot Brajamusti di Sukabumi, Jawa Barat. Namun kabar itu langsung dibantah. Menurut Maharani, Arumi tetap dalam perlindungan LPSK.
"Nggaklah, ngaco itu. Arumi ada di rumah aman yang kita rahasiakan," ungkapnya.
Ia juga mengaku, LPSK adalah lembaga yang independen sehingga tak mungkin membiarkan Arumi berada di padepokan tersebut. Bahkan sampai saat ini Arumi belum boleh ditemui oleh siapa pun.
"Kita menjaga independensi, keamanan dan kenyamanan bagi saksi," tegasnya.
(nu2/mmu)


Alam 'Mbah Dukun': Briptu Norman Bisa Angkat Tinggi Pamor Dangdut

Selasa, 12/04/2011 21:36 WIB



Komario Bahar - detikhot
Jakarta Pedangdut Alam yang terkenal dengan lagunya yang berjudul Mbah Dukun ikut berkomentar soal Briptu Norman yang akhir-akhir ini bikin heboh masyarakat. Ia berpendapat bahwa sang Briptu bisa mengangkat pamor musik dangdut.
Ia mengaku lebih menyukai aksi Briptu Norman daripada melihat penyanyi yang hanya menjual goyangan saja. Menurutnya aksi polisi asal Gorontalo itu lebih sopan dan alami.
"Kayak Norman saya seneng tuh, begitu nyanyi lip sync, tapi jogetnya menjiwai. Briptu Norman bisa angkat tinggi pamor dangdut," ungkap Alam saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2011).
Namun, pendangdut yang baru meluncurkan album kedua yang bertajuk 'Tuyul' itu tak menampik jika seseorang yang memiliki goyangan seksi lebih mudah untuk meraih popularitas.
"Memang kalau perempuan dengan goyangan pasti cepet naik, jangankan goyang begitu, mendingan langsung telanjang saja juga pasti rame," ucapnya.
(nu2/nu2

Jadwal Padat, Briptu Norman Sempat Nge-drop

Selasa, 12/04/2011 15:36 WIB
Mahardian Prawira Bhisma - detikhot
Sejak aksinya di YouTube menjadi pusat perhatian, jadwal Briptu Norman semakin padat. Hampir setiap hari ia harus memenuhi undangan dari stasiun televisi. Kondisi kesehatan sang Briptu itu pun sempat nge-drop.
"Ya sempet gimana ya, rasa mau demam gitu. Tapi sudah minum vitamin banyak," ujarnya saat ditemui usai tampil di acara 'DahSyat', Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (12/4/2011).
Briptu Norman mengakui, kegiatannya saat ini cukup menguras tenaga. Ia pun mengaku merasa lebih nyaman bertugas di Gorontalo sebagai anggora polisi.
"Kalau di sini nggak (enak), abis dari sini ke sana, ke sana lagi. Jadi capeknya lebih banyak," ucapnya.
Meski meletihkan, Briptu Norman tetap senang dengan kegiatannya kini. Apalagi, ia bisa bertemu dengan artis idolanya, Luna Maya.
(hkm/mmu)


Sunday, April 10, 2011

Pakar Arsitektur Kritik Gedung Baru DPR

Sonya Helen Sinombor | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Minggu, 10 April 2011 | 16:52 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Rencana DPR untuk meneruskan pembangunan gedung baru DPR terus menuai kritik dari berbagai kalangan. Bahkan, pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie langsung ditanggapi sejumlah pakar di Kota Semarang. Marzuki Alie sebelumnya menyatakan bahwa rakyat biasa jangan diajak membahas pembangunan gedung baru. Hanya orang-orang elite, orang-orang pintar, yang bisa diajak membicarakan masalah itu.
Kalau Pak Marzuki menyatakan hanya orang-orang pintar yang bisa diajak membicarakan masalah ini, maka kami akan bicara.
-- Prof Ir Eko Budihardjo Mantan Ketua Forum Rektor Indonesia yang juga mantan Rektor Undip Semarang, Prof Ir Eko Budihardjo, Minggu (10/4/2011) di Semarang, Jawa Tengah, menyambut pernyataan politisi Partai Demokrat tersebut. "Kalau Pak Marzuki menyatakan hanya orang-orang pintar yang bisa diajak membicarakan masalah ini, maka kami akan bicara," ujar Eko.
Selain Eko, hadir juga sejumlah pakar dari Undip Semarang, seperti Prof Dr Ir Sugiono Soetomo (Ketua Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan Undip), Prof Ir Totok Roesmanto (Ketua Program Magister Teknik Arsitektur Undip), Dr Ir Bambang Setioko (dosen Fakultas Teknik Undip), Dr Ir Adi Nugroho (dosen komunikasi Undip), dan sejumlah anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Undip. Mereka menyayangkan pernyataan Marzuki Alie yang dinilai menyakiti hati rakyat.
Atas pernyataan Marzuki, Eko bersama beberapa pakar arsitektur di Semarang pun mengkritik pembangunan gedung baru DPR yang dinilai sangat mewah sehingga menelan biaya triliunan rupiah.
"Kami ingin menyentuh nurani wakil rakyat dan mengusulkan rencana pembangunan gedung baru agar ditinjau ulang, diprogram kembali, didesain kembali sesuai hukum yang berlaku secara demokratis dan lebih terbuka," ujar Eko.
Adapun Prof Dr Ir Sugiono Soetomo menegaskan, pihaknya tidak melarang DPR untuk membangun gedung jika gedung DPR yang ada sekarang ini sudah tidak layak. Namun, sebaiknya pembangunan gedung baru DPR tidak harus seperti yang dilakukan saat ini.
Bambang Setioko pun memberi tanggapan atas hal itu. "DPR secara tidak sadar sedang membangun antidemokrasi, yang tidak mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di sekitarnya," ujarnya.
Sementara itu, Adi Nugroho dan Totok Roesmanto menilai seharusnya jika gedung tersebut merupakan rumah aspirasi rakyat, maka DPR seharusnya membangun gedung yang desainnya menyatu dengan rakyat, bukan meniru model gedung dari luar. Hal ini perlu diperhatikan mengingat pembangunan gedung baru mengurangi ruang hijau publik di Jakarta.